Menjauh dari takdir
Dalam perjalanan pulang, saya begitu seru mengirim foto-foto yang saya ambil tanpa sepengetahuan teman saya. Teman saya kaget dengan foto-foto tersebut dan saya merasa bahagia sekali karena berhasil mem-bully dia.
Di tengah-tengah kegirangan saya, tanpa saya sadari kereta yang saya tumpangi sudah melewati jauh dari stasiun tujuan saya. Yang seharusnya pada jam itu saya sudah sampai rumah tetapi saya masih di stasiun kereta. Saya harus berputar balik dan naik lagi kereta menuju stasiun tujuan saya. Dalam perjalanan kembali saya merasa menyesal kenapa saya tidak fokus ke arah tujuan saya. Akhirnya saya sampai juga ke stasiun tujuan karena saya fokus di dalam perjalanan kembali.
Kita semua umat Tuhan, alangkah baiknya jika kita lebih fokus kemana arah tujuan hidup kita. Jangan sampai kita sibuk mencampuri atau menilai kehidupan orang lain sampai lupa dengan apa yang menjadi tujuan hidup kita. Setiap orang punya cara tersendiri di dalam melayani Tuhan maupun dalam menjalani kehidupan mereka. Dan hanya Tuhan saja yang tahu nilai pelayanan di dalam kehidupan setiap umat-Nya.
Saudara, marilah kita lebih fokus ke arah tujuan hidup kita agar kita tidak menjadi umat yang tersesat, melainkan kita menjadi umat yang sampai pada takdir kita . Hidup yang berkenan di hati Tuhan Yesus Allah kita!
Filipi 3:13b - 14 “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Prapti – Tin Hau Siang