Peluru Kendali
Yesaya 55 : 11 “Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia”
Dahsyat rasanya membayangkan ayat ini seperti sebuah “peluru kendali” yang dilontarkan sebuah kapal selam dari bawah permukaan laut yang tak terlihat, yang kemudian mengejar dan menghantam pesawat terbang musuh dan membuatnya menukik jatuh ke bumi dan hancur lebur terbakar oleh karenanya. Akan tetapi pernahkah kita memperkatakan ayat 11 ini, dan sampai hari ini hal itu belum tergenapi dalam hidup kita? Saya akan menguraikan Firman Allah ini sampai kita memahami dan menemukan kebenaran ini nyata dan tergenapi dalam kehidupan kita secara pribadi.
Yesaya 55:11 “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
“… ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Ini merupakan janji Firman Allah bahwa akan terjadi sesuai yang Dia kehendaki dan perintahkan karena yang keluar dari mulut Allah tidak akan kembali kepadaNYA dengan sia-sia.
“demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku…”
Mari kita renungkan sejenak dan jawablah pertanyaan di bawah ini. Seperti apakah proses Firman Allah yang keluar dari ucapan mulut kita selama ini?
a. Berasal dari mulut kita karena kita hafal, pernah baca, atau melintas dalam ingatan ?
b. Atau ……Roh Allah di dalam kita berotoritas menguasai pikiran dan hati kita sehingga menggerakkan mulut kita untuk mengucapkan “Apa yang Tuhan taruh di hati untuk memperkatakannya melalui mulut kita”?
Jawaban atas pertanyaan di atas akan menguak kedalaman rohani seseorang dalam mengiring dan melayani Tuhan dalam hidupnya, dan bagaimana meresponinya sampai janji itu tergenapi dalam kehidupan kita orang percaya.
a. Oleh karena kita hafal, percaya, suka mengucapkannya, maka kita pegang janji-janjiNya.
Ams 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Rom 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
2 Kor 4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata
Bil 14:28 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.
Mat 9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu.
Yak 2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna
Yak 2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Sampai di sini penulis berharap pembaca mulai menemukan posisi kita di hadapan Tuhan saat mengucapkan akan Firman Allah itu agar tak kembali kepadaNya dengan sia-sia.
Roma 10:17 “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”
Iman yang tidak sekedar kita ucapkan saja, tapi ditunjukkan dalam perbuatan kita dimana kita merasakan ketenangan, kedamaian, tak ada rasa takut / kuatir yang menghantui pikiran kita, tetap bersyukur, bersukacita dan bergembira oleh karena Tuhan, menunjukkan sikap-sikap pemenang dalam seluruh aspek kehidupan dan permasalahan yang sedang kita hadapi.
b. Allah yang tinggal di dalam kita yang melalui RohNya berotoritas menguasai pikiran dan hati kita sehingga menggerakkan mulut kita untuk mengucapkan “Apa yang Tuhan taruh di hati kita untuk memperkatakannya melalui mulut kita.”
Ini membutuhkan waktu, sebuah proses melalui keintiman, kedekatan kita dalam membangun hubungan dengan Tuhan di saat-saat pribadi kita bersamaNya
Saat keintiman dengan Allah itu membuat kita “manunggal”, dimana roh kita menyatu bersama Roh Allah, dan itu membuat “hidupku bukannya aku lagi, tetapi Roh Allah di dalamku”, yang telah membayar lunas dengan darah Anak Domba Allah.
Kehidupan orang percaya yang seperti inilah yang akan membuatnya “berbeda”, walau tantangan, masalah, persoalan itu masih menghadang dalam hidupnya, tetapi ucapan syukur, damai sejahtera, sukacita itu tetap melimpah dalam kehidupan hari demi hari. Ada iman yang kuat bahwa Allah tak sekali-kali membiarkan dan meninggalkannya. Tak ada yang mustahil bagi Allah dan juga bagi kita yang percaya ; dan bersama Dia, kita akan melakukan perkara-perkara besar.
*Jadi iman ini timbul dari dalam diri kita bukan karena faktor dari luar (Roma 10:17) dengan kita mengucapkan berulang ulang* akan tetapi ini merupakan “rhema” yang muncul dari dalam. Di saat ayat Firman Tuhan yang Roh Allah buat muncul dalam pikiran kita bukan sekedar membuat kita mendapatkan itu sebagai “logos” , yaitu ayat yang tersurat, akan tetapi berubah menjadi “rhema” , ayat yang “hidup”, ayat yang memberi pengharapan” , yang kemudian kita tangkap sebagai Allah sedang berikan kepada kita saat itu, dan kemudian kita ucapkan karena percaya.
Keadaan ini akan tetapi membuat mulut kita digerakkan untuk mengucapkan Firman = perkataan Allah yang keluar dari mulut Allah, yang ditaruh di hati & pikiran kita dalam keintiman kita bersamaNYA, melalui mulut kita pada saat-saat tertentu, yang membuat Firman Allah itu tak akan kembali kepada Allah dengan sia-sia.
Saya percaya pembaca akan bisa mengalami 2 jalur yang saya uraikan di atas dan memperoleh janji Allah tergenapi dalam proses yang sedang dihadapi. Ada yang segera sehingga menjadi peristiwa mujizat, yaitu keajaiban Tuhan, tapi ada juga yang terjadi di saat iman sedang dipertahankan di hadapan Tuhan dan dalam waktu yang ditetapkan oleh Allah sendiri dengan terus mengucapkannya.
Mungkin ada juga pembaca sedang menemui keadaan yang belum terjawab oleh Tuhan sampai saat ini? Terus tunjukkan iman dan perbuatanmu dengan membangun hubungan yang makin intim dengan mendekat kepada Allah, dimana Ia berjanji ; maka Ia akan mendekat kepadamu.
Jadikan beberapa ayat di bawah ini untuk menguatkan iman kita kepada Nya.
Rom 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Yer 29:11 - Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan
Maz 37:23 - TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; 37:24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
1 Pet 2:24 - Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Seperti seorang janda yang tak jemu jemunya datang kepada hakim dalam Lukas 18:1-5 :
Ay 1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Ay 2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
Ay 3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
Ay 4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
Ay 5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
Marilah kita pergunakan “peluru kendali” yang Tuhan berikan ini. Melalui perkataan yang kita ucapkan, baik itu dari logos maupun rhema yang kita terima dari Tuhan, terus diperkatakan dengan iman kita sampai seluruh janji-janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita.
Doa kami beserta, Tuhan Yesus memberkati.
Bobby Indarwanto.