Tak terpisahkan

Beberapa tahun yang lalu ketika saya bekerja di Siu Sai Wan, saya mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh, waktu itu saya hampir menyerah, saya ingin pulang ke Indonesia, akan tetapi saya sadar sepenuhnya bahwa saya harus tetap bekerja di Hong Kong karena keluarga saya memerlukan banyak biaya. 

Pada suatu pagi, ketika saya mengambil waktu untuk saat teduh, saat saya memejamkan mata, Tuhan memberi saya gambaran ada 2 lembar kertas yang direkatkan menjadi satu, dan hikmat yang saya tangkap, masalah saya ini adalah sarana untuk melekat kepada Tuhan dengan setiap waktu berseru kepadaNya.

Seiring berjalannya waktu, Tuhan menuntun saya setiap kali saya mengalami kesakitan, saya harus segera memuji dan menyembah Tuhan.  Pada awalnya saya merasa berat karena menyanyikan pujian di saat saya kesakitan, tetapi di situlah Tuhan memberi saya kekuatan dan kelegaan, akhirnya tanpa saya sadari fokus saya tidak lagi kepada keadaan saya sendiri, melainkan saya terpesona akan hadirat Tuhan.  Pada mulanya saya berfikir bahwa mujizat itu selalu berupa kesehatan, kesuksesan, kekayaan, tetapi Tuhan merubah cara pandang saya, bahwa sesungguhnya keintiman dengan Tuhan, mencintai Tuhan tanpa syarat, itulah mujizat terutama yang saya alami.  Saya teringat kisah Rasul Paulus  ketika dalam kelemahannya ia berseru kepada Tuhan, tetapi ia mendapat jawaban:

2 Korintus 12:9 “Cukuplah kasih kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna,“

Mungkin di antara anda, ada yang sedang berjuang dengan sakit yang menyiksa dan tiada kunjung sembuh, mungkin anda bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, apakah hidupku akan segera berakhir?” atau bertanya pada dokter, “Dokter, mengapa saya tidak segera mati?” Apapun masalah anda, seberat apapun itu, janganlah takut dan gemetar karena Allah bersama-sama orang yang remuk hati

Yesaya 57:15 “Aku bersemayam ditempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati....” 

Pergumulan akan membawa kita selalu terhubung dengan Allah kita, setiap saat kita berseru kepadaNya, kita akan mencintai hadiratNya, serta  membuat kita berkobar-kobar untuk mengiring Tuhan Yesus lebih lagi.  Hubungan kita dengan Tuhan menjadi kedekatan yang Tak Terpisahkan.

Bapa, ajari aku memahami tingginya jalanMu dari jalanku dan buatlah aku mengerti bahwa rancanganMu mengenai aku adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. 

Tuhan Yesus memberkati,
Tutik – Mongkok Pagi

Previous
Previous

Identitas baru

Next
Next

Sebuah ‘Titik Balik’